Reco Kembar: Kolam Renang Ajaib di Cowek Purwodadi

Jika ke Malang melalui rute utara, yaitu lewat Gempol – Pandaan maka penulis sarankan untuk mampir di sini dulu. Lokasinya cukup mudah dijangkau walaupun jalan lumayan kecil jika anda menggunakan mobil. Reco Kembar adalah sebuah kolam renang yang dibuat di lokasi bekas penambangan yang menyisakan dua buah batu besar yang berdekatan. Di batu tersebut kelihatannya terdapat mata air alami yang dapat digunakan untuk mengisi air kolam renang. Menurut pengamatan penulis tidak terdapat sumber air buatan di kolam renang itu. Airnya juga tidak beraroma kaporit sehingga dapat disimpulkan jika airnya memang berasal dari sumber air alami yang terus menerus mengalir.

 

 

 

 

 

Unutk menuju ke lokasi anda melalui jalan utama pandaan malang, kemudian setelah sampai di sebelah selatan kebun Raya Purwodadi belok kiri ke arah nongkojajal. Kurang dari satu kilometer kemudian masuk ke gang kecil ke arah kanan. Lebih tepatnya bisa dicari di google maps saja. Lokasi nya berada di sebelah kiri jalan dan mungkin tidak terlalu terlihat.

Umbul Brondong: Akhirnya Ketemu Juga

Nama umbul Brondong sebenarnya penulis sudah pernah dengar sekitar dua tiga tahun yang lalu. Saat itu, ketika mencari video tentang umbul Geneng entah kenapa muncul video anak-anak yang sedang bermain air di umbul Brondong. Waktu itu umbul Brondong masih berupa sumber mata air di tengah sawah yang belum dikelola sebagai tempat wista. Ketika itu juga penulis pernah mencari keberadaannya tetapi tidak ketemu memang karena letaknya yang di tengah sawah dan hanya ada jalan setapak di sebelah saluran air.

umbul brondong
umbul brondong

Memang letak umbul Brondong tidak jauh dari umbul Geneng. Tepatnya hanya beberapa ratus meter sebelah selatan umbul Geneng jika ditarik jalur lurus. Jika mengikuti jalan agak jauh ke selatan lalu tepat di samping sekolahan bubar masuk ke arah timur.

umbul brondong
umbul brondong

Sekarang di sebelah selatan umbul Brondong ada pembangunan kolam renang. Seperti apa bentuknya, penulis juga belum tahu. Kita tunggu saja kalo sudah jadi kesana lagi.

Mungkin Lebih Baik jika Dijodohkan dari Kecil

perjodohan anak kecil (ilus
perjodohan anak kecil (ilustrasi)

Memang banyak yang menganggap tabu jika anak yang masih kecil sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Apalagi bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum yang dikatakan “milenial”. Mungkin banyak yang menyamakan kasus perjodohan tersebut dengan cerita fiksi di novel terkenal dari daerah Sumatra Barat. Akan tetapi kasus yang terjadi di sini tidak sama bahkan bisa dikatakan berbeda 175 derajat. Pada cerita novel tersebut perjodohan dilakukan oleh orang tua karena terpaksa lantaran tidak mampu membayar hutang kepada saudagar kaya yang sebenarnya memang sudah dikondisikan oleh dia. Pada kasus ini berbeda karena perjodohan yang dimotori oleh orang tua memang dilakukan tanpa paksaan siapapun dan hanya bertujuan untuk mempermudah masa depan anak.

Kasus perjodohan ini juga berbeda dengan kasus pernikahan dini. Mungkin sebagian pembaca langsung teringat dengan kejadian beberapa waktu yang lalu dimana seorang yang kaya raya menikahi anak perempuan kelas enam SD yang merupakan muridnya sendiri. Pada bahasan ini yang terjadi sungguh berbeda karena kedua anak yang dijodohkan tidak benar-benar menikah pada usai belia, melainkan mereka berdua “disarankan” menikah besok ketika sudah dewasa, itu saja dengan catatan keduanya tidak berubah pikiran dalam arti suka sama wanita atau pria yang lain.

Di Indonesia pada saat tulisan ini ditulis angka kelahiran masih cukup tinggi, dengan kata lain masih banyak pasangan muda yang menikah dan punya anak. Akan tetapi angka tersebut akan cenderung turun dan tidak menutup kemungkinan bisa menyusul Jepang dalam beberapa ratus tahun kedepan. Kejadian tersebut bukan terjadi tanpa sebab. Banyak dari orang yang dikatakan dari generasi milenial tersebut punya cara pandang yang berbeda tentang pernikahan, walaupun sebenarnya cara pandang tersebut lebih tepat dikatakan sebagai keterpaksaan. Pada jaman dahulu kehidupan manusia masih sederhana. Mobilitas manusia masih dalam ruang yang sempit. Setiap keluarga yang punya sawah akan mengerjakan sawahnya sendiri, sedangkan yang tidak punya mungkin mengerjakan sawah milik orang kaya didesanya, mungkin juga berjualan barang atau jasa di kota tempat tinggalnya. Jika ada anak laki-laki yang mulai beranjak dewasa mereka pasti akan terpikat dengan gadis di dekat rumahnya kemudian berpacaran di sela-sela “pekerjaannya” yang mungkin masih bisa dikatakan masih sekedar membantu orang tua saja. Akhirnya mereka berdua menikah dan jadilah sebuah keluarga baru yang tinggalnya juga tidak jauh dari rumah orang tuanya. Ilustrasi diatas sangatlah berbeda dengan keadaan yang terjadi pada generasi yang dikatakan “milenial” tadi.

Ada sebuah keluarga yang tinggal di kota besar. Ayahnya seorang direktur di sebuah perusahaan swasta. Tiap hari dia pergi ke kantor, karena jalannya macet dia harus berangkat jam 4 pagi dan pulang jam 10 malam. Tiap beberapa hari sekali dia harus “keliling” cabang yang ada di kota-kota besar seluruh Indonesia. Ibunya bekerja sebagai seorang karyawati juga. Karena kantor ibunya cukup dekat maka di bisa berangkat naik motor jam 7 pagi pulang jam 6 sore. Keluarga tersebut hanya punya satu anak laki-laki. Dia sekolah dari SD, SMP sampai SMA dikota kelahiranya. Karena kedua orang tuanya ketakutan kalau anaknya salah pergaulan maka ibunya selalu menasehatinya tiap malam. Salah satu poin nasehat yang diberikan adalah tidak boleh pacaran kalau belum bekerja. Karena anaknya adalah anak yang penurut maka semua nasehat ibunya dia lakukan dengan baik. Setelah lulus SMA dia kuliah di luar kota. Walaupun sudah jauh dari kedua orangtuanya, sebagai anak yang baik dia masih selalu memegang teguh nasihat-nasihat orangtuanya dulu, termasuk tidak berpacaran sebelum bekerja. Empat tahun kuliah akhirnya dia wisuda juga. Karena memang dasarnya anak pandai dia pun dengan mudah bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan dekat kampusnya dengan gaji yang cukup banyak. Karena dia juga anak yang rajin maka pekerjaan barunya dia lakukan dengan baik, hampir tidak pernah ambil cuti tapi malah banyak lembur. Setelah lima tahun bekerja ibunya pensiun dan ingin sekali puynya cucu. Sekarang ibunya tiap malam selalu menelponnya. Sekarang nasehatnya ganti menyuruh anaknya mencari pacar dan segera menikah. Sebagai anak yang baik dia ingin melaksanakan nasehat orang tuanya tapi disatu sisi dia tidak punya banyak tenaga dan waktu untuk melakukannya. Akhirnya ibunya turun tangan dan mencarikan jodoh buat anaknya. Sewaktu pulang dia dikenalkan dengan anak dari kenalan ibunya, tapi perkenalan itu tidak ada kelanjutannya. Parahnya hubungan ibunya dengan kenalan yang anaknya mau dijodohkan tersebut jadi retak karena dikira hanya memberi harapan palsu saja. Hal tersebut tidaklah terjadi karena keinginan anak yang dijodohkan tapi lebih karena keadaan yang memang tidak memungkinkan. Bayangkan saja sebagai anak laki-laki dia pasti tidak bisa asal menikah apalagi dengan perempuan yang baru dikenalnya. Jika ingin mengenalnya lebih jauh sebenarnya bisa saja dia pacaran lebih  dahulu, tapi dia harus menempuh jarak 250 km untuk berpacaran, itu saja dengan waktu yang sangat terbatas. Akibat tekanan terus-menerus dari ibunya, dia jadi frustasi. Produktifitasnya jadi menurun, dan parahnya lagi dia jadi trauma dengan wanita dewasa. Perlahan-lahan orientasi seksualnya bergeser ke anak-anak kecil.

Menurunnya angka kelahiran secara drastis di Jepang juga kemungkinan akan terjadi di Indonesia beberapa ratus tahun kedepan. Cerita ke dua mungkin akan semakin banyak terjadi di Indonesia pada tahun-tahun mendatang, sedangkan cerita pertama mungkin akan semakin sedikit terjadi. Sebenarnya kejadian yang ada di cerita kedua dapat diantisipasi jika orang tua sudah melakukan penjodohan anaknya dari kecil, walaupun mungkin tidak bisa terantisipasi seratus persen. Antisipasi mungkin bisa dilakukan misal orang tua menjodohkan anak laki lakinya yang masih berusian 10 tahun dengan anak perempuan usia 5 tahun dari keluarga yang sudah dikenalnya. Sebagian besar orang menganggap pernikahan terjadi karena cinta, tapi sebenarnya pernikahan itu terjadi karena komitmen. Untuk menkondisikan anak usia 10 tahun sama anak usia 5 tahun saling cinta sebenarnya lebih mudah dari pada untuk membuat keduanya komit saat dewasa nanti. Akan tetapi atas dasar kenangan semasa kecil komitmen akan jauh lebih mudah dilakukan.

Semakian tinggi tingkat peradaban manusia, kebutuhan tentang perencanaan akan semakin penting. Menjodohkan anak sejak kecil adalah salah satu perencanaan yang di masa depan akan sangat diperlukan. Jika sudah ada arah yang akan dituju maka anak akan lebih mudah. Orang tua mungkin harus “mendekatkan” keduanya sejak kecil dengan harapan anak perempuan akan punya kecenderungan mengikuti “calon suaminya”. Misalnya, dalam memilih sekolah anak perempuan yang sudah didekatkan dengan “calon suaminya” sejak kecil punya kecenderungan memilih sekolah yang sama dengan “calon suaminya”, apalagi jika dia merupakan anak tunggal yang tidak punya sosok kakak. Kejadian tersebut mungkin berlanjut sampai dia dewasa yang berarti secara tidak sengaja mendekatkan dia secara geografis dengan “calon suaminya” tersebut. Kedekatan secara geografis ditambah dengan kenangan semasa kecil diharapkan mempermudah keduanya berkomitmen menuju pernikahan kelak.

Wisata Alam di Desa Ternadi, Dawe, Kudus

Liburan natal tahun lalu aku kebetulan pulang ke kota Kudus. Karena lumayan lama, maka aku jadi sempat jalan-jalan juga. Di sebelah utara kota Kudus terdapat pegunungan Muria yang sudah sangat terkenal dengan makan Sunan Muria nya. Ternyata sekarang pariwisata di pegunungan Muria berkembang lebih jauh tidak hanya wisata religi yaitu ziarah ke makam Sunan Muria saja. Akhir-akhir ini lagi nge-hit yaitu wisata alam di desa Ternadi. Desa Ternadi sendiri berada sebelah berat dari makam Sunan Muria. Letaknya dekat sebenarnya tapi cuma beda puncak saja.
Pada kesampatan ini aku mencoba kesana. Ada dua tempat yang aku kunjungi. Namanya sebenarnya tidak begitu jelas. Lokasi pertama berupa bukit yang jadi tempat foto-foto, Lokasi kedaua adalah gardu pandang yang berada di puncak Kakas yang di puncaknya ada makamnya.
Lokasi Pertama :
Sebenarnya lokasi pertama ini tidaklah terlalu tinggi tempatnya dilihat dari garis kontur yang ada di google maps. Ada dua jalan menuju ke sana, Pertama motor diparkir di depan Musholla dan kemudian berjalan kaki. Kedua ada jalan lain yang motor dapat sampai atas. Aku memilih membawa motor sampai atas. Ternyata harus melewati tanjakan yang jalannya dari tanah. Parah lagi di tengah tanjakan ada yang becek. Sebenarnya terlalu nekat karena motor yang aku bawa adalah honda CS1 yang bannya pakai ban semi slick medium compound! Setelah dicoba ternyata sampai tengah tanjakan roda belakang kehilangan traksi total dan mundur sampai bawah dan akhirnya harus didorong.
Lokasi yang ini lumayan sepi sampai-sampai tidak ada yang jualan sama sekali. Jika mau minum misalnya siap-siaplah bawa dari bawah. Pengunjung semuanya anak-anak muda yang kelihatannya dari daerah sekitar saja.
Berikut foto fotonya :

 

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

 

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

 

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

 

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus
Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

 

Lokasi Kedua :
Lokasi kedua berada di puncak yang lebih tinggi dari lokasi pertama. Jalan menuju ke sana lebih baik walaupun lebih tinggi tempatnya. Di bagian bawah ada juga tempat buat berkemah dan waktu aku kesana kebetulan ada anak-anak sekolah yang sedang berkemah di sana. Di bagian atas banyak juga penjual makanan dan ada banyak gubug-gubuk yang dibuat untuk tempat istirahat.
Pengunjung lebih banyak dan lebih variatif di sini. Pengunjung yang membawa mobil juga ada tapi harus diparkir di bawah dan jalan atau naik ojek ke atas.
Berikut foto fotonya :

 

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

 

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus
screenshot dashboard gps

Yang Menarik di Universal Studio Singapura

Mungkin sudah banyak yang tahu apa itu Universal Studio itu, bahkan aku yakin sudah banyak diantara pembaca yang sudah pernah ke sana. Universal Studio Singapura adalah tempat wisata yang mirip dengan Dufan jika di Jakarta atau Jatim Park jika di Malang sana. Tidak banyak yang berbeda antara Dufan dengan Universal Studio yang begitu terkenal di Singapura tersebut. Di dalam Universal Studio juga dipenuhi bermacam-macan permainan seperti di Dufan. Bedanya di sana permainnya semuanya diilhami dari film produksi Universal Studio.

tiket masuk universal studio
tiket masuk universal studio
Aku yakin sebagian besar pembaca sudah pernah mencoba beberapa permainan yang ada di Universal Studio. Di sana ada permainan yang sangat terkenal yang bernama Tranformer yang antrinya sungguh panjang sekali. Di sana juga ada roller coaster kembar yang diberi nama Battlestar Galactica. Ada juga arum jeram buatan bernama Jurasic Park yang bisa membuat basah semua baju orang yang main.
Kali ini aku tidak akan membahas semua permainan yang ada disana. Aku akan membahas beberapa hal yang menarik menurutku di Universal Studio jika dibandngkan tempat-tempat wisata sejenis terutama yang terdapat di tanah air. Mari kita lanjutkan !

 

  • Perencanaan dan tata letak yang bagus
Jika membicarakan perencanaan dan tata letak tempat wisata ini aku sangatlah kagum. Dilihat dari tata letaknya Universal Studio kelihatan jika perencanaannya dari awal sangat bagus. Dengan lahan yang sangat terbatas tempat wisata ini bisa terlehat luas. Posisi parkir ditaruh di bawah tanah sehingga tidak menghabiskan banyak tempat walaupun biaya yang besar mungkin harus dikorbankan. Wahana-wahana permainan diletakkan melingkar mengelilingi danau buatan yang terdapat di tengah-tengah.
  • Budaya antri yang begitu tertib
Untuk mencoba permainan hampir semuanya harus antri sangat panjang. Pada saat aku kesana dan mencoba Transformer, aku harus antri sampai sekitar dua jam. Katanya memang saat itu sedang musim liburan sekolah sehingga pengunjung sangat padat dan didominasi oleh anak-anak. Dari pengalaman antri disitu tidak ada yang namanya saling serobot atau berdesak-desakan. Semuanya tertib walaupun tidak ada petugas yang bertugas menjaga antrian. Mungkin budaya di negeri sana secara keseluruhan begitu.

  • Petugas sedikit sekali tapi nyentrik

Universal Studio menurutku merupakan tempat wisata yang ngirit karyawan. Jika dibandingkan dengan jumlah pengunjungnya, petugas yang ada disana sangatlah sedikit. Biasanya di setiap permainan di bagian depan dijaga seorang petugas keamanan yang kebanyakan sudah tua. Sedangkan di dalam ada petugas yang mengarahkan cara bermainnya. Petugas inilah yang aku bilang nyentrik. Mereka semuanya masih muda-muda dan memakai baju dan celana pendek yang warnanya mirip seragam pramuka di sini.

  • Pengunjung yang sangat bervariasi

Munkin karena Universal Studio merupakan tujuan wisatawan mancanegara maka pengujungnya pasti berasal dari bermacam-macam ras dan budaya. Pengunjung di sini lengkap dari orang melayu, orang cina, india sampai beberapa orang bule. Seperti tempat wisata permainan yang lainnya, pengunjung anak-anak sangat mendominasi.

  • Loker yang pakai sidik jari

Salah stau permainan andalan di Universal Studio adalah roller coaster kembar di battlestar galactica. Ada dua jenis roller coaster yang disebut Human dan Cylon. Human adalah roller coaster kecepatan tinggi konvensional sedangkan cylon adalah roller coaster kecepatan tinggi terbalik yang penunpangnya nggantung. Untuk naik keduanya diharuskan tidak membawa apa-apa sehingga disediakan loker. Uniknya loker tersebut swalayan alias tidak ada petugas yang jaga. Selain itu loker memakai sidik jari dan gratis jika cuma berapa menit gitu. Untuk membayarnya juga bisa memakai kartu visa atau mastercard selain uang kertas atau koin. Yang bikin aku pusing adalah ketika tutup loker semua barang aku masukkan tas termasuk uang dan kartu debit. Yang jadi pertanyaan gimana cara bayarnya? Untung saja waktu itu belum sampai kelewat waktu tertentu sehingga bukanya gratis.

  • Toilet yang bersih dan unik

Kali ini aku cuma membahas toilet di sini cowok saja karena tidak mungkin aku masuk ke toilet cewek. Disana toiletnya sangat bersih, seperti di beberapa tempat wisata di sini. Yang cukup unik adalah urinatornya. Waktu aku pipis kebetulan masuk sekawanan anak yang berusia sepuluh tahunan entah dari negara mana. Tanpa aku sadari salah satu anak melongo keheranan melihatku dari samping. Aku baru sadar ternyata urinatornya tidak seperti biasanya. Posisinya lebih rendah dan tanpa penutup samping. Mungkin urinator tersebut didesain buat anak kecil dan aku yang salah tempat. Untung saja aku pakai celana pendek sehingga masih mirip anak kecil.

sumber : http://mainsamabocah.blogspot.co.id/

Gumul Paradise Island Kediri

Kediri, kota yang berada di tepi sungai brantas ini begitu terkenal dengan pabrik rokoknya. Pada kesempatan ini saya tidak membahas tentang rokok tapi membahas tempat wista air atau sebutan kerennya waterpark. Sebenarnya di Kediri ada dua waterpark yang terkenal yaitu satu di sebelah barat yang bernama Waterpak Kediri dan satu lagi di sebelah timur tepatnya di dekat simpang lima gumul yang bernama Gumul Paradise Island. Keberadaan tempat wisata air tersebut sebenarnya sudah saya ketahui sejak lama ketika tidak sengaja nyasar sampai simpang lima gumul sepulang dari Malang beberapa tahun lalu. Sejak itu sampai sekarang saya beberapa kali touring ke Malang tapi tidak pernah ada kesempatan mampir di sana.
Kemarin ada libur kejepit sehingga ada kesempatan cuti buat jalan-jalan. Seperti biasa tujuan favarit adalah ke Malang. Kali ini saya mengambil rute lewat Magelang – Jogja – Wonogiri – Ponorogo. Dari Magelang start jam 3 pagi riding nonstop sampai Ponorogo sekitar jam 8. Kemudian dilanjutkan riding santai lewat rute Ponorogo – Madiun – Mejayan – Nganjuk – Kediri. Rute kedua ditempuh lebih lama karena banyak berhenti dan juga banyak terjadi rute percabangan untuk bermain mencari rute baru. Sampai di Kediri sekitar pukul 2 siang dan dilanjutkan ke arah timur menuju bundaran gumul. Sampai pertigaan gumul matahari sudah tidak tertalu panas sehingga saya katakan dapat waktu yang tepat.
Saya menyempatkan dulu putar-putar di sekitar simpang lima gumul sambil melihat anak-anak bermain layang-layang. Ternyata di sini masih banyak tanah lapang sehingga bisa dipakai bermain anak-anak. Ditambah lagi tempatnya datar sehingga banyak anak yang bersepeda.

 

simpang lima gumul
anak-anak bermain layang-layang di lapangan gumul
Sampai di sebelah indomaret (atau alfamart ya saya lupa) sudah terdengar ramai suara anak-anak bermain di dalam waterpark. Sebelumnya saya mengira saya akan datang disaat yang sepi ternyata perkiraanku salah. Menang hari itu hari jumat dan sekolah juga masuk. Sampai di tempat parkir saya terkejut karena jumlah sepeda lebih banyak dari sepeda motor. Kesimpulanku banyak anak yang datang sendirian kesana tanpa bersama orangtuanya.
Setelah beli tiket saya segera masuk. Benar sekali di dalam didominasi anak-anak 10-15 tahunan yang datang sendiri bersama teman-temannya. Seperti biasa saya berputar putar dulu melihat fasilitas yang ada. Di bagian depan bawan loket masuk ada loker, dan kamar ganti besar. Penataannya cukup bagus dan bersih. Jumlahnya juga cukup banyak hampir sama seperti di Jogja Bay. Loker dan kamar gantinya sepi mungkin karena anak-anak suka taruh tas sembarangan juga ganti pakaian sembarangan. Atau mungkin belum saatnya mereka pada pulang.

 

Gumul Paradise Island Kediri

 

Gumul Paradise Island Kediri

 

Gumul Paradise Island Kediri
suana waterpark dipenuhi anak-anak
Saya tidak lama-lama di situ. Setelah nyemplung sebentar dan mandi saya segera melanjutkan perjalanan. Sebenarnya saya ingin pulang bersama anak-anak kebanyakan akan tetapi saya harus sampai Batu sebelum jalanan gelap. Tepat jam setengah empat saya cabut dan melanjutkan perjalanan dengan rute Gumul – Pare – Kandangan – Batu – Malang.

Sore Hari di Stasiun Patukan

Stasiun Patukan termasuk stasiun yang paling unik di Yogyakarta. Jika dibandingkan dengan stasiun Tugu ataupun stasiun Lempuyangan, jelas stasiun Patukan kalah populer. Stasiun ini terletak di Ambarketawang, Gamping, Sleman tepatnya di sebelah timur palang otomatis jalan Sidoarum – Gamping. Stasiun ini terletak diantara stasiun Yogyakarta (Tugu) dan stasiun Rewalu.
Memang disini tidak terdapat kereta reguler yang berhenti di stasiun ini. Stasiun Patukan sebenarnya termasuk kelas III/kecil walaupun mempunyai lima jalur rel. Jalur 3 dan jalur 2 merupakan sepur lurus yang merupakan bagian dari doble track Solo – Kutoarjo, Jalur 1 dan jalur 4 digunakan untuk penyusulan sedangkan jalur 5 adalah sepur badug (rel buntu).
Selain berhubungan dengan kereta api, stasiun Patukan juga punya keunikan tersendiri karena hampir lurus dengan landasan pacu bandara Adisucipto. Selain melihat kereta api bisa juga melihat aktifitas pesawat yang mau mendarat, karena biasanya pesawat mendarat di bandara Adisucipto datang dari arah barat.

 

stasiun patukan
stasiun patukan
anak-anak melihat kereta di stasiun Patukan pada sore hari
Pada sore hari saat hari libur stasiun Patukan menjadi ramai sekali, bukan karena orang yang mau naik kereta tetapi cuma melihat kereta lewat. Bahkan di sebelah utara sepur badug mirip pasar tiban lengkap dengan penjual berbagai makanan sampai odong-odong yang berhenti. Pengunjung yang didominasi anak-anak biasanya duduk di rel jalur 3 dan jalur 2 yang jarang digunakan untuk penyusulan kereta. Sebenarnya lumayan berbahaya melihat kereta dari jarak dekat disini karena terletak di jalur lurus sehingga kereta ngebut tanpa ampun.
stasiun patukan
pesawat mau mendarat terlihat dari stasiun Patukan

sumber : http://mainsamabocah.blogspot.co.id/